Puisi Seorang Mujahidin

Sabtu, 19 Agustus 2017

Kafir nya Pelaku Syirik Akbar

Dalil ijma ulama tentang Syirik Akbar .
_____________ 🌹🌹 ____________

Syaikh ‘Abdurrahman Ibnu Hasan rahimahullah berkata:
.
“Para ulama telah ijma, baik salaf maupun khalaf dari kalangan para sahabat, tabi’in, para imam dan seluruh Ahlus Sunnah bahwa seseorang tidak menjadi muslim kecuali dengan cara membersihkan diri dari syirik akbar, bara’ darinya dan dari pelakunya, membencinya dan memusuhinya sesuai dengan kemampuan dan kekuatan serta memurnikan amalan seluruhnya kepada Allah”. ( Ad Durar: 11/545)
______
Syaikh Sulaiman Ibnu ‘Abdillah rahimahullah berkata dalam Taisir Al ‘Aziz Al Hamid:
.
“Dan sekedar mengucapkannya (Laa ilaaha illallaah) tanpa mengetahui maknanya dan tanpa mengamalkan tuntunannya berupa berkomitmen dengan tauhid, berlepas diri dari syirik, serta kufur kepada thaghut, maka sesungguhnya hal itu tidak bermanfaat berdasarkan ijma”.
______
Al Imam Ibnu Hazm rahimahullah berkata:
.
“Setiap orang yang meyakini dengan hatinya dengan keyakinan yang pasti dan mengucapkan dengan lisannya Laa ilaaha illallaah wa anna Muhammadan Rasulullah dan dia berlepas diri dari setiap dien selain dien Muhammad shallallaahu‘alaihi wa sallam, maka dia itu muslim lagi mukmin, tidak ada atasnya selain itu”.( Al Fashl : 4/35, lihat Juz Ashli Dienil Islam)
.
Para hakim, jaksa, pengacara, aparat keamanan thaghut, para penegak hukum buatan, maka mereka tidaklah berlepas diri dari selain dien Muhammad Shallallaahu‘alaihi wa sallam, karena hukum adalah dien.
Allah Subhaanahu Wa Ta’aalaa berfirman:
.
ﻣَﺎ ﻛَﺎﻥَ ﻟِﻴَﺄْﺧُﺬَ ﺃَﺧَﺎﻩُ ﻓِﻲ ﺩِﻳﻦِ ﺍﻟْﻤَﻠِﻚِ
.
“ Tidaklah patut Yusuf menghukum saudaranya menurut undang-undang (dien) raja”. (QS. Yusuf [12]: 76)
______
Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata:
.
“Islam adalah mentauhidkan Allah, beribadah kepada-Nya saja, tidak ada sekutu bagi-Nya, iman kepada Allah dan Rasul-Nya dan mengikuti beliau dalam apa yang beliau bawa. Bila seorang hamba tidak membawa hal ini, maka dia bukan muslim, bila dia bukan kafir mu’anid, maka dia adalah kafir yang jahil.
Status thabaqah orang-orang semacam ini adalah orang-orang kafir yang jahil dan tidak mu’anid (membangkang), sedangkan ketidakmembangkangan mereka tidaklah mengeluarkan status mereka sebagai orang-orang kafir”. ( Thariq Al Hijratain, Thabaqah yang ke-17).
.
Orang yang berbuat syirik, artinya dia tidak mentauhidkan Allah, maka dia bukan muslim.
Contoh: Orang yang membuat tumbal atau sesajen bukanlah orang muslim. Begitu pula seorang pengacara, karena dia juga ikut andil dalam proses sidang untuk menghasilkan putusan perkara dengan selain hukum Allah, yaitu dengan hukum thaghut, maka pada hakikatnya dia bukanlah muslim.
.
Status orang yang berbuat syirik bukanlah muslim, namun minimal statusnya adalah musyrik bila belum tegak hujjah risaliyyah baginya. Bila hujjah risaliyyah telah tegak, maka dia adalah musyrik kafir, sedangkan bila sebelum berbuat syirik statusnya adalah muwahhid, maka dia musyrik kafir murtad.
______
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata:
.
“Dalam Islam itu harusla ada istislam (penyerahan diri) kepada Allah saja dan meninggalkan istislam kepada selain-Nya. Inilah hakikat ucapan kita: Laa ilaaha illallaah; siapa yang berserah diri kepada Allah dan kepada yang lainnya, maka dia musyrik, sedangkan Allah tidak mengampuni penyekutuan terhadap-Nya. Dan siapa yang tidak istislam kepada Allah, maka dia itu adalah orang yang menyombongkan diri dari beribadah kepada-Nya, sedangkan Allah mengatakan: “Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari ibadah kepada-Ku, mereka akan masuk Jahannam dalam keadaan hina” . ( Al Qaul Al Fashl An Nafis : 160) .
___________

Demokrasi

Siapa saja Orang Yang wajib Dikafirkan Karena Syirik Akbar DEMOKRASI
___________________
.__
Sebagaimana dinyatakan dalam ungkapan Syaikh Muhammad Ibnu Abdil Wahhab rahimahullah bahwa:
.
• ORANG PERTAMA yang masuk dalam status tersebut adalah: “Orang yang menyekutukan Allah dalam uluhiyyah-Nya setelah kami jelaskan kepadanya hujjah tentang bathilnya syirik”.
.
Telah saya paparkan dalam risalah sebelumnya ( Takfir Pelaku Syirik Akbar) dalil-dalil dari Al Qur’an, As Sunnah dan ijma juga perkataan para ulama tentang keharusan mengkafirkan pelaku syirik akbar, silahkan rujuk kembali.
.
Tentang pengkafiran setelah tegaknya hujjah risaliyyah, sudah saya kupas pula dalam risalah “Siapakah Orang Musyrik Itu” . Intinya adalah bila hujjah risaliyyah belum tegak karena ada alasan fatrah umpanya, maka pelaku syirik akbar tidaklah dikafirkan, namun statusnya adalah musyrik, bukan muslim.
.
Adapun penegakkan hujjah itu bukanlah berarti dia harus diberi penjelasan satu per satu, namun bentuk penegakan dan tegaknya hujjah adalah bermacam-macam, silahkan rujuk risalah Haqiqatut Tauhid karya Syaikh Ali Al Khudlair dan risalah yang telah saya susun, yaitu Faman Yakfur Biththaghut .
__
• ORANG KE DUA adalah: “Orang yang menghiasi syirik di hadapan manusia”.
.
Orang macam ini adalah thaghut, karena dengan penghiasannya itu, berarti dia menyesatkan orang lain dengan mengajaknya pada kemusyrikan, seperti:
.
•Orang yang mengatakan bahwa meminta-minta kepada para wali yang sudah mati itu adalah bentuk pengagungan terhadap mereka.
.
• Orang yang mengatakan bahwa Pancasila itu adalah hebat, karena bisa melindungi semua agama
.
• Para jurkam partai-partai yang masuk dalam sistem demokrasi.
.
• Orang yang mengatakan bahwa masuk menjadi anggota dewan legislatif itu adalah bagian dari jihad, dll.
____
• ORANG YANG KE TIGA adalah: “Orang yang menegakkan syubhat-syubhat yang bathil dalam rangka membolehkannya”
.
• golongan ini adalah thaghut juga, karena dengan perbuatannya itu dia mengajak orang-orang untuk berbuat syirik, seperti: orang yang membolehkan meminta kepada yang sudah mati dengan dalil-dalil yang samar atau dengan hadits palsu, seperti ungkapan sebagian mereka yang menisbatkan kepada Rasulullah shallallaahu‘alaihi wa sallam secara dusta: “Bila kalian mengalami kesulitan, maka cepatlah minta tolong kepada yang sudah dikubur.”

Juga seperti sabda Rasulullah yang disalah artikan dengan: “Siapa yang meminta wasilah (perantara) kepadaku, maka dia pasti mendapat syafa’atku di hari Kiamat.” Padahal yang benar adalah: “Siapa yang memintakan wasilah untukku (kepada Allah), maka dia pasti mendapatkan syafa’atku pada hari Kiamat” (HR.Muslim)
.
Begitu pula jika seseorang membolehkan syirik demokrasi dengan alasan syura dan syubhat-syubhat lainnya. Orang-orang yang masuk dalam system demokrasi memiliki tujuan perbaikan dalam hal-hal parsial, namun mereka melupakan tujuan yang pokok, yaitu Tauhid.
____
• ORANG YANG KE EMPAT adalah: “Orang-orang yang melindungi tempat-tempat kemusyrikan ini semuanya dan memerangi orang yang mengingkarinya dan berupaya memusnahkannya”, seperti:
.
• para juru kunci kuburan-kuburan yang dikeramatkan –yang memfasilitasi ritual kemusyrikan, ed.- dan laskar-laskar yang membelanya.
.
• Para penguasa thaghut yang melindungi falsafah dan sistem syirik dengan undang-undang mereka yang siap untuk menjerat setiap muwahhid yang merongrongnya.
.
Mereka juga membuat peraturan-peraturan dalam rangka melestarikan tempat-tempat syirik dan budaya syirik, dengan dalih untuk menarik para wisatawan.
.
• Para aparat keamanan yang siap melindungi falasafah, sistem, dan Negara serta undang-undang kafir. Sesungguhnya mereka adalah wali-wali syaithan, sebagaimana firman-Nya:
.
ﻭَﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻛَﻔَﺮُﻭﺍ ﻳُﻘَﺎﺗِﻠُﻮﻥَ ﻓِﻲ ﺳَﺒِﻴﻞِ ﺍﻟﻄَّﺎﻏُﻮﺕِ ﻓَﻘَﺎﺗِﻠُﻮﺍ ﺃَﻭْﻟِﻴَﺎﺀَ ﺍﻟﺸَّﻴْﻄَﺎﻥِ ﺇِﻥَّ ﻛَﻴْﺪَ ﺍﻟﺸَّﻴْﻄَﺎﻥِ ﻛَﺎﻥَ ﺿَﻌِﻴﻔًﺎ
.
“…dan orang-orang kafir berperang di jalan thaghut. Maka perangilah wali-wali syaithan itu, Sesungguhnya tipu daya syaithan itu amatlah lemah. ” (An Nisa: 76)
_______________

Syubhat Demokrasi

Syubhat penempatan ayat mutasyabihaat oleh orang orang munafeeq .

Ayat muhkamaat wa mutasyabihaat .

Salafiy, Muhammadiyah, NU, PKS, dan MUI, FPI, dll . mereka sengaja mengambil ayat mutasyabihaat untuk di renovasi seindah mungkin- agar mengilegalkan maksud tujuan keji mereka . mencari cari ayat Quran tuk membenarkan Demokrasi .
__
Allah Ta’ala berfirman:

“Dia-lah yang menurunkan Al kitab (Al Quran) kepada kamu. di antara (isi) nya ada ayat-ayat yang MUHKAMAAT, Itulah pokok-pokok isi Al qur’an dan yang lain (ayat-ayat) MUTASYABIHAAT. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, Maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang MUTASYABIHAAT daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta’wilnya, Padahal tidak ada yang mengetahui ta’wilnya melainkan Allah. dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: “Kami beriman kepada ayat-ayat yang MUTASYABIHAAT, semuanya itu dari sisi Tuhan kami.” dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal. (mereka berdoa): “Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau jadikan hati Kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada Kami, dan karuniakanlah kepada Kami rahmat dari sisi Engkau; karena aSesungguhnya Engkau-lah Maha pemberi (karunia)”.
(QS. Ali Imran 7-8)
______
Allah Ta’ala menjelaskan dalam ayat yang mulia ini bahwa manusia dalam mensikapi syari’at-Nya ada dua kelompok:
____
1. Ahli ilmu dan mendalami ilmunya: Mereka mengambil dan beriman kepadanya secara menyeluruh, mereka menghubungkn dalil yang umum dengan dalil yang mengkhususkannya, yang muthlaq dengan yang membatasinya ( muqayyad), yang masih global dengan yang terperinci, dan setiap yang mereka anggap sukar memahaminya mereka kembalikan kepada landasan pokoknya berupa
ushul-ushul yang muhkam lagi terang dan kaidah-kaidah yang baku lagi pasti yang ditunjukkan oleh dalil-dalil syari’at yang sangat banyak.
____
2. Orang-orang yang sesat dan di dalam hatinya ada kecenderungan kepada kesesatan : Mereka mengikuti hal-hal yang samar, mereka mengambilnya dan girang (sangat gembira) dengannya saja dalam rangka mencari fitnah seraya berpaling dari yang muhkam, mubayyan, serta yang mufassar .
____
Begitu juga dalam masalah demokrasi dan majelis perwakilannya yang syirik serta majelis-majelis lainnya, ada orang-orang yang menempuh jalan orang-orang sesat lagi cenderung kepada kesesatan, mereka sengaja mencari-cari kejadian-kejadian tertentu serta
syubhat-syubhat dan mengambil itu saja tanpa menghubungkannya dengan pokok-pokok yang menjelaskannya atau memberikan batasannya atau menafsirkannya berupa kaidah-kaidah agama ini dan landasan-landasannya yang sangat kokoh. Mereka lakukan itu dalam rangka mengaburkan yang haq dengan kebatilan dan cahaya dengan kegelapan.
____
SYUBHAT PERTAMA
Jabatan Yusuf di Sisi Raja Mesir
Ketahuilah, sesungguhnya syubhat ini dilontarkan oleh sebagian orang yang sudah kehabisan dalil.
Mereka mengatakan:
____
“Bukankah Yusuf pernah menjabat sebagai menteri di sisi raja kafir yang tidak berhukum dengan apa yang Allah turunkan?
Dengan demikian, maka boleh ikut serta dalam pemerintahan kafir, bahkan boleh masuk menjadi anggota dalam parlemen dan majelis permusyawaratan/ perwakilan rakyat dan yang sejenisnya.”
_____

membantah syubhat :

" Nabi yusuf As pun berloyalitas dengan pemerintah Raja pada zamanya' maka tidak mengapa dengan islam tuk bergabung dengan pemerintah negara " ATAU KALIMAT ALASAN YANG SEMISALN NYA .
______________________________

Kita jawab dengan taufiq Allah Ta’ala:
___
Sesungguhnya berhujjah dengan syubhat ini untuk bisa masuk dalam parlemen-parlemen pembuat hukum dan kebolehannya adalah batil dan rusak, karena parlemen-parlemen syirik ini berdiri di atas dasar agama/ paham yang bukan agama Allah, yaitu agama demokrasi yang mana wewenang ( uluuhiyyah)
tasyrii’ (pembuatan perundang-undangan) dan wewenang tahlil (pembolehan) serta tahrim (pelarangan) di dalam agama (demokrasi) ini adalah milik rakyat bukan hanya milik Allah semata.
____
Sedangkan Allah mengatakan:
.
“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (QS. Ali Imran 85)
___
Apakah ada orang yang berani mengatakan bahwa Yusuf telah mengikuti agama selain agama Islam, atau mengikuti millah selain
millah bapak-bapaknya al-muwahhidun… atau (apakah ada orang yang mengatakan bahwa) Yusuf bersumpah untuk menghormati undang-undang kafir?

Atau dia membuat hukum sesuai dengan undang-undang itu?
Sebagaimana keadaan orang-orang yang terpedaya dengan parlemen-parlemen itu …???
Bagaimana hal itu boleh dikatakan sedangkan Yusuf dalam keadaan tertindas dengan terang-terangan mengumumkan:

“Sesungguhnya aku telah meninggalkan agama orang-orang yang tidak beriman kepada Allah, sedang mereka ingkar kepada hari kemudian. Dan aku pengikut agama bapak-bapakku yaitu Ibrahim, Ishak dan Ya’qub. Tiadalah patut bagi kami (para Nabi) mempersekutukan sesuatu apapun dengan Allah.”
(QS. Yusuf 37-38)
____
Dan dia juga berkata:
.
“Hai kedua penghuni penjara, manakah yang baik, tuhan-tuhan yang bermacam-macam itu ataukah Allah yang Maha Esa lagi Maha Perkasa? Kamu tidak menyembah yang selain Allah kecuali hanya (menyembah) Nama-nama yang kamu dan nenek moyangmu membuat-buatnya. Allah tidak menurunkan suatu keteranganpun tentang Nama-nama itu. keputusan itu hanyalah kepunyaan Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.”
(QS. Yusuf 39-40)
____
Apakah Yusuf mengumumkan itu dan terang-terangan menyatakannya sedangkan dia dalam masa ketertindasan… kemudian dia justru menyembunyikannya atau melanggarnya setelah Allah memberikan kepadanya kekuasaan??!!

Jawablah wahai para penyeru mashlahat (yang sedikit-sedikit mengatakan ini untuk mashlahat)…!!

Kemudian apakah kalian tidak mengetahui wahai para pakar politik bahwa wazaarah (kementrian) ini adalah kekuasaan tahfidziyyah (eksekutif) sedangkan parlemen adalah sulthah tasyrii’iyyah (kekuasaan legislatif).

Dan diantara kedua hal ini terdapat perbedaan yang sangat jauh, sehingga tidak sah melakukan qiyas disini, -menurut orang-orang yang mengatakan ada qiyas– …. dari sini diketahuilah bahwa beralih dengan kisah Yusuf As atas bolehnya (masuk) parlemen adalah tidak benar sama sekali.

Tidak ada salahnya pula bila kita lanjutkan bantahan untuk menggugurkan dalih mereka dengan kisah Yusuf atas bolehnya menjabat sebagai menteri karena samanya dua jabatan pada zaman kita ini dengan kekafiran…
____